Minggu, 09 Agustus 2009

lost in love,lost in losers

lost in love,lost in losers

pernah dengar lagu Twentyfirst night - mungkin.


dapatkah kau melihat cinta
dapatkah kau merasakannya
apa yang kan terjadi bila ternyata
semua ini hanyalah mimpi indah

gw jadi inget sama curhatan temen gw semalam, semalam tiba-tiba temen gw yang kuliah di jogja telvon dan cerita panjang lebar tentang frist love-nya, sahabat gw ini adalah salah satu orang yang susah jatuh cinta, dan punya banyak banget persyaratan dan kriteria buat jadi pacarnya, bagus lah dia tipe orang selektif dalam mencari pasangan.

Setelah 18 tahun akhirnya dia menemukan pasangan yang cocok dan sesuai dengan kreteria dia, seorang DJ club terkenal, asia face, senior dia waktu sma dan ternyata satu kuliah bareng, tapi yang jadi permasalahan adalah di saat si pria idaman ini ingin menjadi "guru" dan "mengajar" di kostan sahabat gw waktu dini hari. sahabat gw yang polos dan gesit ini menolak untuk main "guru-guru-an".

di mulai dari saat itu si pria lajang idaman wanita ini hilang entah kemana. gw bener-bener salut banget denger sahabat gw ini nolak "ajakan" si cowo PHP (pemberi harapan palsu) padahal si cowok yang udah dia impi-impikan selama ini, mulai dari sma hingga perguruan tinggi. datang dan mengajak dia bermain "guru-guru-an".

gw masih inget kata-kata sahabat gw
"gw cuma mimpi indah selama 3 minggu". dan di dalam hati gw bilang "kita sama!, gw juga ngerasain mimpi indah itu cuma 3 minggu"


mungkin kini kita tlah berbeda
telah melihat cinta
tak dapat tuk dijalani
mungkin cinta hanyalah gejolak
yang kan buat kita kecewa
hanya menjadi air mata

dan benar, mungkin lo masih ragu sama gw? mungkin lo emang gak cocok buat gw? mungkin gw udah suka sama lo? mungkin gw bukan orang yang cocok buat lo? mungkin lo mau ngasih sureprise buat gw? mungkin lo udah dapet yang terbaik buat lo? mungkin lo cuma mau mainin gw? mungkin lo emang php? atau mungkin emang semuanya dipaksakan? dan mungkin pada akhirnya cuma kecewa dan air mata? "dan cuma ini yang ada di pikiran gw, dan (mungkin) ada di pikiran sahabat gw (juga)"


hidup harus terbuka sebuah pilihan
kau slalu seperti apa yang kita harapkan
bila memang jalannya kita harus relakan

dan seseorang datang dalam hidup gw dan sahabat gw, mengusik posisi nyaman kita, di saat kita berada di posisi nyaman tanpa harus memikirkan hal-hal yang tidak terlalu penting dalam hidup kita, merusak ketentraman, dan menjatuhkan kita di saat mereka mengajak kita terbang, dan setelah kita terjatuh kita harus menentukan sebuah pilihan "apakah kita memilih untuk tetap merasakan sakitnya? atau kita harus merasa kebal untuk menjalani semuanya dari awal?", dan setelah kita menentukan pilihan kita harus merelakannya, merelakan dia atau merelakan kelakuan-nya!

dan sepertinya gw udah menentukan pilihan, dan (semoga) sahabat gw tadi juga menentukan pilihan yang sama.